Dalam laman resmi Sriwijaya Air, Hendry Lie terdaftar sebagai komisaris perusahaan bersama dengan sang kakak, Chandra Lie. Keduanya adalah pendiri Sriwijaya Air pada tahun 2002. Bisnis penerbangan ini meraih kesuksesan yang cukup signifikan. Setelah melakukan penerbangan perdananya pada 10 November 2003 dengan hanya satu pesawat jenis Boeing 737-200, jumlah armada miliknya terus bertambah hingga mencapai 15 pesawat Boeing.
Setelah 4 tahun beroperasi, maskapai penerbangan ini meraih penghargaan keselamatan penerbangan dari Boeing pada tahun 2007, yaitu Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft. Pada tahun 2013, Sriwijaya Air juga mendirikan maskapai pengumpan bernama NAM Air, di samping beberapa perusahaan lainnya yang tergabung sebagai anak perusahaan, seperti sekolah penerbangan di Pangkal Pinang, National Aviation Management, dan sekolah awak kabin bernama National Aircrew Management.
Meskipun begitu, keadaan keuangan Sriwijaya Air mulai terganggu dan semakin buruk. Terlebih lagi, maskapai ini harus menghadapi utang yang cukup besar. Masalahnya semakin bertambah setelah Sriwijaya Air mengakhiri kerjasama dengan Garuda Indonesia pada tahun 2019.