Menghubungkan Dua Rumah Ibadah, Menyatukan Hati Umat
Floren (52), seorang guru SD, menilai kehadiran terowongan ini lebih dari sekadar infrastruktur. “Ini bukti bahwa dua tempat ibadah besar bisa berjalan berdampingan dalam semangat damai dan kebersamaan,” katanya.
Hal serupa juga dirasakan Suster Donata (45) yang bahagia bisa melewati terowongan untuk pertama kalinya. “Sambil foto-foto, rasanya luar biasa. Terowongan ini bukan hanya jalan fisik, tapi jembatan batin antarumat,” tuturnya.
Akses Terbatas, Tapi Maknanya Tak Terbatas
Kepala Humas Masjid Istiqlal, Safarwadi Nurudin, menyampaikan bahwa terowongan ini memang belum dibuka untuk umum secara permanen, namun dibuka khusus untuk keperluan ibadah selama perayaan Paskah. “Akses dibuka mulai pukul 07.00 pagi untuk umat yang akan ke Katedral. Tapi belum untuk kunjungan wisata,” jelasnya.