Dalam dunia mode yang kerap didominasi oleh tren musiman dan penggunaan material sintetis, langkah yang ditempuh perancang busana lokal, Anastasia Setiobudi, melalui label SukkhaCitta menjadi sebuah terobosan penting. Melalui koleksi terbarunya yang bertajuk Pertiwi, ia menegaskan komitmennya pada praktik berkelanjutan dengan mengedepankan penggunaan bahan-bahan alami, khususnya dalam teknik pewarnaan kain. Koleksi ini secara resmi diluncurkan di gerai SukkhaCitta yang berlokasi di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, pada hari Rabu, dan langsung menarik perhatian karena menghadirkan karya busana yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat dengan filosofi ramah lingkungan.
Salah satu inovasi utama yang diangkat dalam koleksi ini adalah pemanfaatan tanaman indigofera sebagai sumber pewarna alami. Tanaman tersebut mampu menghasilkan spektrum warna beragam, mulai dari biru, hijau, hingga hitam yang khas, memberikan karakter unik pada setiap helai kain. Indigofera yang digunakan bukanlah hasil produksi massal, melainkan ditanam secara berkelanjutan melalui metode tumpang sari di kebun Rumah SukkhaCitta yang berlokasi di Jawa Timur. Melalui pola tanam ini, keberlanjutan lingkungan tetap terjaga, sekaligus memberdayakan para petani lokal yang turut terlibat dalam rantai pasok. Tidak hanya berhenti pada pewarna indigo, praktik yang sama juga diterapkan pada tanaman kapas Kanesia, yaitu kapas alami yang mampu menghasilkan serat berwarna cokelat tanpa tambahan bahan pewarna sintetis. Hal ini membuktikan bahwa SukkhaCitta benar-benar mengusahakan setiap tahap produksi busananya berasal dari alam dan dilakukan secara mandiri, mulai dari kapas hingga pewarna, sembari membangun kolaborasi erat bersama komunitas petani desa.