Saat ini, Indonesia telah memiliki 840.000 individu yang aktif dalam upaya pengembangan kemampuan di bidang AI, yang menunjukkan kesiapan talenta digital dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. “Kita tidak hanya mengharapkan investasi Microsoft yang menjanjikan sebesar 1,7 miliar Dolar AS untuk sektor cloud dan AI berfokus pada infrastruktur saja,” tegas Meutya.
“Namun, kita ingin agar investasi ini bertindak sebagai penggerak pembangunan nasional yang berpotensi menciptakan 60.000 lapangan kerja hingga tahun 2028,” tambahnya. Selama ini, pemerintah Indonesia berusaha menjadikan negara ini sebagai pusat ekonomi digital di kawasan Asia Pasifik, dan peluncuran ini dianggap sebagai langkah strategis dalam merealisasikannya.
Data menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransformasi menjadi lokasi yang semakin relevan untuk pengembangan cloud region berskala global. Menurut berbagai studi, nilai pasar pusat data Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari 2,39 miliar Dolar AS pada tahun 2024 menjadi 3,79 miliar Dolar AS pada tahun 2030, didorong oleh permintaan yang terus meningkat, baik dari pasar global maupun domestik.
Keunggulan geografis Indonesia sebagai jalur utama konektivitas global juga memberikan keuntungan tambahan. Potensi energi terbarukan yang luar biasa, seperti 207 Gigawatt dari tenaga surya dan 29 Gigawatt dari energi panas bumi, membuat negara ini berpeluang besar untuk mengembangkan pusat data yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.