Beban Kerja dan Birokrasi yang Rumit
Di samping masalah upah, tenaga pendidik juga dibebani oleh beban kerja administratif yang berlebihan. Guru sering kali harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengurus laporan, administrasi kurikulum, dan tugas-tugas birokratis lainnya. Hal ini membuat waktu mereka untuk mempersiapkan materi ajar dan berinteraksi dengan murid menjadi terbatas.
Sistem birokrasi yang rumit dan sering berubah-ubah juga menjadi tantangan tersendiri. Para guru dituntut untuk terus mengikuti berbagai regulasi baru yang terkadang tidak praktis di lapangan. Beban ini tidak hanya melelahkan secara fisik, tetapi juga secara mental, mengurangi semangat dan kreativitas mereka dalam mengajar.
Pandangan Sosial dan Minimnya Apresiasi Publik
Secara sosial, profesi guru di Indonesia masih sering disepelekan. Meskipun secara verbal banyak orang menghormati "pahlawan tanpa tanda jasa", dalam praktiknya, profesi ini sering dianggap sebagai pilihan terakhir atau pekerjaan yang tidak menjanjikan. Persepsi ini terutama kuat di kalangan masyarakat yang memandang kesuksesan hanya dari sisi materi.
Hal ini berbeda dengan di negara-negara maju, di mana profesi guru sangat dihormati dan diganjar dengan upah serta fasilitas yang sepadan. Di sana, guru dipandang sebagai profesional yang berharga dan memiliki peran vital dalam membentuk masa depan. Minimnya apresiasi publik di Indonesia ini berimbas pada harga diri para pendidik dan mengurangi daya tarik profesi ini di mata generasi muda.