Masjid Tua Katangka, yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu masjid bersejarah yang menyimpan banyak cerita dan tradisi Islam di kawasan ini. Masjid ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol perjalanan panjang agama Islam di Nusantara. Dengan sejarah yang kaya, Masjid Katangka mencerminkan bagaimana Islam berkembang di Sulawesi Selatan dan beradaptasi dengan budaya lokal.
Didirikan pada abad ke-17, Masjid Katangka dianggap sebagai salah satu masjid tertua di Sulawesi. Arsitektur masjid ini sangat mencolok dengan kombinasi gaya bangunan lokal dan pengaruh dari budaya Islam yang lebih luas. Struktur kayu yang digunakan untuk membangun masjid ini, terutama bagian atap dan dinding, menunjukkan keahlian tangan pengrajin lokal serta kekayaan budaya yang dimiliki. Elemen-elemen hiasan yang terdapat pada masjid ini juga memperlihatkan pengaruh seni Islam yang telah berkembang di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.
Keberadaan Masjid Tua Katangka tidak lepas dari perkembangan komunitas Muslim di wilayah ini. Sejak awal kedatangan Islam, para ulama dan pedagang Muslim telah menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu pusat penyebaran ajaran Islam. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat, menciptakan ikatan kuat antara para jamaah dan memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Islam. Menelusuri jejak sejarah masjid ini adalah langkah penting untuk memahami lebih dalam tentang kontribusi Sulawesi Selatan terhadap perkembangan Islam Nusantara.