Menurut Fadli, perkembangan tersebut menuntut adanya pengelolaan yang lebih serius dan terstruktur. Ia mendorong SNKI untuk terus menjalin sinergi dengan pemerintah daerah, mitra kebudayaan, dan komunitas masyarakat. Koordinator wilayah serta anggota di berbagai daerah diharapkan aktif menyelenggarakan kegiatan berkesinambungan yang dapat meningkatkan kesadaran publik tentang nilai budaya keris. Pemerintah pusat sendiri, melalui Kementerian Kebudayaan, siap memberikan dukungan melalui Dana Indonesiana yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung berbagai inisiatif perkerisan.
Selain dukungan dana, pemerintah juga memberikan bantuan fasilitas berupa peralatan tempa. Pada tahun 2025, Kemenbud berencana menyerahkan seperangkat peralatan tempa kepada Sanggar Suwarna Lingga di Bali dan Sanggar Pijar di Bandung. Langkah ini diharapkan membantu pengrajin dalam mempertahankan teknik tradisional pembuatan keris sekaligus meningkatkan kualitas produksi mereka.
Fadli juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional sebagai strategi pemajuan budaya keris. Ia mengusulkan SNKI untuk merancang agenda berskala global seperti International Keris Summit, International Keris Expo, dan International Contemporary Keris Festival. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat ekosistem budaya keris, membuka ruang pertukaran pengetahuan antarbudaya, serta melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.