"Kami sangat gembira dengan kinerja selama 6 bulan pertama di tahun 2024. Perusahaan berhasil mencapai efisiensi dan optimalisasi sumber daya di tengah kondisi operasional yang menantang akibat curah hujan yang tinggi pada Januari-Juni 2024. Meskipun demikian, volume penjualan berhasil ditingkatkan pada semester pertama ini," ungkapnya.
Dari sisi neraca, hingga 30 Juni 2024, NICL berhasil mencatat peningkatan total aset sebesar 7,22%, dari Rp856,8 miliar menjadi Rp918,7 miliar dibandingkan dengan posisi neraca pada 31 Desember 2023. Selain itu, ekuitas perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 4,88%, dari Rp745,4 miliar menjadi Rp781,8 miliar dari posisi ekuitas pada akhir tahun 2023. Peningkatan ini dikontribusikan oleh pertumbuhan laba perseroan.
NICL juga menargetkan produksi nikel pada tahun 2024 sebesar 2.600.000 ton, meningkat 41% dari realisasi produksi tahun 2023 sebesar 1.847.000 ton. Target produksi ini juga mencakup bijih nikel dengan kadar Ni 1.30%-1.50%. Peningkatan target produksi ini didasari oleh meningkatnya permintaan dari pasar akibat semakin banyaknya smelter yang beroperasi.