Tampang.com | Pemerintah kembali menggulirkan perubahan kurikulum nasional, kali ini dengan konsep Merdeka Belajar yang lebih fleksibel dan menekankan pada pembelajaran kontekstual. Namun, pergantian kurikulum yang terlampau sering justru menimbulkan kebingungan di kalangan guru, siswa, dan orang tua. Pertanyaannya: apakah perubahan ini benar-benar menyentuh akar persoalan pendidikan di Indonesia?
Terlalu Sering Ganti Kurikulum, Dunia Pendidikan Tak Stabil
Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami lebih dari lima kali pergantian kurikulum, mulai dari KBK, KTSP, Kurikulum 2013, hingga kini Kurikulum Merdeka. Setiap perubahan membawa beban baru dalam pelatihan guru, revisi buku, dan adaptasi di lapangan.
“Kurikulum seolah jadi proyek kebijakan, bukan solusi jangka panjang. Kita terlalu sibuk mengejar bentuk, lupa pada esensi belajar,” ujar Lestari Wulandari, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang.