Galih Loss, sebagai seorang konten kreator, secara terbuka menerima imbas atas tindakannya. Kontennya yang seharusnya sarat dengan nilai-nilai positif dan mendidik justru menjadi pemicu perdebatan yang tidak sehat di masyarakat. Kritik yang dilontarkan oleh netizen menggunakan media sosial menyoroti kebutuhan akan pengetatan regulasi terhadap konten yang diunggah di platform-platform digital.
Pada akhirnya, penegakan hukum terhadap konten provokatif di media sosial harus disertai dengan kesadaran bersama bahwa penggunaan media sosial sebagai bentuk ekspresi diri haruslah dilakukan secara cerdas dan bertanggung jawab. Hal ini akan mengurangi potensi konflik dan mewujudkan lingkungan digital yang lebih beretika serta harmonis. Adanya aturan yang jelas dan penegakan hukum yang tegas merupakan langkah awal untuk menciptakan tatanan digital yang aman dan bermanfaat bagi semua pihak.
Kasus yang menimpa Galih Loss juga mempertegas bahwa nilai-nilai agama merupakan hal yang sangat sensitif dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, menyebarkan konten di media sosial haruslah dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai keberagaman dan menghormati keyakinan orang lain. Kualitas konten yang diunggah haruslah diperhatikan secara seksama untuk mencegah terjadinya kontroversi yang dapat merusak tatanan sosial.