Namun demikian, dari pantauan datanya, belum terlihat dampak signifikan dari konflik tersebut terhadap tren kunjungan wisatawan ke Indonesia.
“Kita juga harus hati-hati. Jangan sampai persepsi kawasan Asia Tenggara yang sedang berkonflik justru membuat Indonesia ikut dianggap tidak aman, meskipun kita tidak terlibat langsung,” katanya.
Sementara itu, pendapat lain disampaikan oleh Azril Azhari, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI). Ia menilai bahwa tanpa konflik sekalipun, Indonesia seharusnya sudah mampu menjadi magnet bagi wisman, terutama dengan wisata kebugaran yang sangat beragam.
"Kita punya banyak keunggulan dalam wisata kebugaran dibanding Thailand. Dari spa, yoga, hingga terapi holistik, semuanya ada di Indonesia," jelas Azril.
Contoh destinasi yang disebutkannya termasuk La Joya untuk yoga, Jeeva Klui Resort untuk spa, hingga pusat-pusat wellness di Karanganyar, Kintamani, Sanur, dan Canggu. Di Tawangmangu, ada Rumah Atsiri Indonesia, yang menjadi tujuan wisata edukatif berbasis tanaman atsiri. Sementara di Bantul, Desa Kiringan dikenal akan wisata jamu.