Industri tekstil dan garmen merupakan sektor manufaktur yang memiliki kontribusi besar terhadap ekspor non-migas Indonesia. Produk-produk seperti pakaian jadi, benang, dan kain diekspor ke pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Keunggulan Indonesia dalam industri ini terletak pada ketersediaan tenaga kerja, biaya produksi yang kompetitif, dan kreativitas dalam desain.
Meskipun menghadapi persaingan ketat dari negara lain, industri garmen Indonesia terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren pasar global. Dengan fokus pada kualitas dan desain yang menarik, produk-produk tekstil Indonesia berhasil menembus pasar ritel global dan menjadi pilihan bagi merek-merek ternama.
Tambang: Batu Bara, Nikel, dan Timah
Sektor pertambangan juga menjadi tulang punggung ekspor Indonesia. Batu bara, sebagai sumber energi utama, diekspor dalam jumlah besar ke negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Jepang. Indonesia adalah salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan nikel yang melimpah, bahan baku krusial untuk baterai kendaraan listrik. Kebijakan pemerintah yang membatasi ekspor nikel mentah dan mendorong hilirisasi telah membuka peluang untuk ekspor produk nikel olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Timah juga merupakan salah satu komoditas tambang andalan Indonesia, yang diekspor untuk industri elektronik dan kemasan.
Keberagaman komoditas ekspor unggulan Indonesia mencerminkan potensi ekonomi yang besar. Dari pertanian dan perikanan hingga manufaktur dan pertambangan, Indonesia memiliki aset yang bisa diandalkan untuk bersaing di pasar global. Namun, untuk menjaga keberlanjutan dan meningkatkan daya saing, pemerintah dan pelaku industri perlu terus berfokus pada diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi.
