Data yang diungkapkan oleh Andi Amran menyebutkan bahwa saat ini jumlah rumah tangga di Indonesia mencapai 70 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata belanja rumah tangga per bulan sekitar Rp 2 juta, atau sekitar Rp 1.400 triliun per tahun untuk total belanja rumah tangga di Indonesia. Dengan program pekarangan pangan bergizi, diharapkan bahwa belanja rumah tangga ini dapat ditekan lebih efisien.
Selain manfaat untuk ketahanan pangan dan gizi, program ini juga diharapkan dapat mendorong pergerakan ekonomi di pedesaan. Hasil pertanian dari pekarangan ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan rumah tangga, tapi juga dapat dijual ke sekolah, rumah makan, atau pasar lokal. Sehingga, program ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan masyarakat, tapi juga untuk menggerakkan perekonomian di daerah pedesaan.
Andi Amran menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan protein tidak hanya bisa bergantung pada susu, tetapi juga daging dan sumber protein lainnya. Karena itu, Kementan juga fokus pada peningkatan produksi susu dan daging sapi. Untuk mendukung upaya tersebut, Kementan telah melakukan kerja sama dengan investor dan melakukan regulasi terkait impor sapi perah. Pemerintah telah mengundang investor dari Vietnam, yang berencana untuk memproduksi susu sebanyak 1,8 juta ton, hampir separuh dari kuota impor sebesar 3,7 juta ton.