Faktor-faktor penyebab potensi hujan saat musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia antara lain adalah nilai Indian Ocean Dipole (IOD), Souther Oscillation Index (SOI), dan Nino 3.4 yang tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan. Selain itu, Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase netral juga tidak berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di beberapa wilayah Indonesia memberikan dukungan terhadap potensi pertumbuhan awan hujan. Di samping itu, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Papua turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Data dari BMKG juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah di sekitar perairan Indonesia, yang juga mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi fenomena cuaca dapat menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode yang ditentukan.
Daftar daerah potensi hujan sedang-lebat yang disertai kilat dan angin kencang selama sepekan ke depan antara lain di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Sedangkan daerah potensi terkena angin kencang selama sepekan ke depan termasuk di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.