“Serat optik memang sudah ditanam, tapi siapa yang mengelola dan menjual layanannya? Kalau operator tidak masuk, jaringan hanya jadi kabel tidur,” kata Fajar.
Tantangan Teknis dan Bisnis
Masalah akses internet bukan hanya soal teknologi, tapi juga persoalan bisnis. Operator kerap enggan masuk ke wilayah yang dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi. Biaya operasional tinggi dan jumlah pengguna sedikit membuat ekspansi ke daerah terpencil jadi kurang menarik secara komersial.
“Pemerintah harus berani intervensi dan memberi insentif khusus bagi operator untuk masuk ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar),” ujar Sari Handayani, mantan staf ahli bidang komunikasi publik di Kominfo.
Digitalisasi Tanpa Infrastruktur, Kontradiksi Nyata
Ironisnya, pemerintah terus mendorong digitalisasi layanan publik, mulai dari pendidikan, administrasi, hingga UMKM, sementara fondasi teknologinya belum kokoh di banyak daerah. Sekolah dipaksa belajar daring, tapi sinyal internet tak pernah stabil. Petani disarankan jualan online, namun aplikasi saja tak bisa dibuka.
“Digitalisasi tidak bisa jalan kalau internetnya saja sering hilang. Ini seperti membangun rumah tanpa pondasi,” kata Sari.