Lebih jauh, Galicia menyoroti bahwa setiap provinsi di Indonesia memiliki teknik dan motif kain yang sangat khas. Hal ini membuka banyak peluang untuk kolaborasi yang inovatif dan pengembangan produk yang dapat merambah pasar global. Diakui bahwa dengan banyaknya keberagaman dalam teknik pembuatan kain, desainer memiliki ruang luas untuk berkreasi.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Bettina von Schlippe, penerbit VOGUE Singapura. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem yang mendukung kerja sama antara negara dan sektor yang berbeda. “Hanya melihat angka tanpa mengaplikasikan aksi nyata tidak cukup. Kita harus lebih banyak berinteraksi dan menjalin koneksi. Kolaborasi menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan,” tegas von Schlippe.
Sementara itu, Thresia Mareta, penasihat Jakarta Fashion and Food Festival 2025 serta pendiri LAKON Indonesia, menekankan bahwa para pelaku fesyen di Tanah Air masih memerlukan banyak persiapan untuk dapat bersaing di tingkat global. Menurutnya, peningkatan kualitas produk adalah syarat yang sangat penting. “Saya percaya bahwa untuk berbicara di pasar internasional, Indonesia masih perlu melakukan banyak persiapan. Misi utama kita adalah meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,” ucap Thresia.