“Petani sudah keluar modal besar, tapi hasil panen dihargai rendah karena beras impor membanjiri pasar. Ini menyakitkan,” ungkap Suparman, petani di Indramayu.
Tanpa perlindungan terhadap petani lokal, swasembada pangan akan sulit tercapai. Impor justru menciptakan ketergantungan jangka panjang pada pasar luar negeri.
Cadangan Pangan dan Distribusi Masih Bermasalah
Salah satu alasan pemerintah melakukan impor adalah untuk menjaga cadangan pangan nasional. Namun, lemahnya distribusi dan manajemen logistik membuat stok beras tidak merata di daerah-daerah yang membutuhkan, sehingga harga tetap fluktuatif.
“Stok mungkin ada di gudang, tapi kalau tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkan, itu percuma. Sistem distribusi kita masih lemah,” kata Yuyun.
Selain itu, banyak wilayah terpencil yang sulit dijangkau logistik, membuat harga beras jauh lebih tinggi dibandingkan di kota besar.
Solusi: Perkuat Produksi Domestik dan Reformasi Data
Pengamat menyarankan agar pemerintah fokus pada peningkatan produksi dalam negeri dengan dukungan pupuk, teknologi pertanian, serta infrastruktur irigasi. Di sisi lain, transparansi data produksi dan konsumsi harus diperbaiki agar kebijakan impor tidak terus jadi solusi instan.