Festival Bedhayan kembali memeriahkan dunia seni budaya tanah air tahun ini dengan mengusung tema Panca Utsava Bedhayan, sebuah perayaan yang memuliakan kemegahan tari klasik Jawa. Gelaran yang berlangsung pada 9 Agustus 2025 ini menggabungkan semangat refleksi dan kolaborasi, menjadikan panggung seni sebagai ruang pertemuan lintas generasi untuk menjaga keberlangsungan warisan luhur bangsa.
Ketua Umum Festival Bedhayan 2025, Aylawati Sarwono, menyampaikan kekhawatirannya terhadap keberadaan seni Bedhayan yang kini semakin tersegmentasi dengan jumlah penggemar yang terbatas. “Kalau kami tidak mengadakan kegiatan seperti ini, saya khawatir akan punah. Festival Bedhayan hadir untuk mewadahi sanggar-sanggar dan para penari Bedhayan, terutama generasi muda,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis lalu.
Tahun ini menjadi penyelenggaraan kelima festival yang digagas oleh Laskar Indonesia Pusaka, Jaya Suprana School of Performing Arts, dan Swargaloka di Gedung Kesenian Jakarta. Tidak hanya sebagai ajang pertunjukan, festival ini menjadi wujud nyata pelestarian mahakarya budaya Nusantara sekaligus ruang inspiratif bagi seniman, budayawan, akademisi, hingga anak muda untuk menggali nilai filosofis, simbolis, dan spiritual dari tarian yang sarat makna ini.