Tampang.com | Program Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu belum menunjukkan hasil signifikan. Di banyak daerah, digitalisasi layanan publik masih minim, penggunaan aplikasi tumpang tindih, dan birokrasi tetap lamban. Apakah SPBE benar-benar dipahami dan dijalankan dengan baik?
SPBE Masih Gagal Dipahami sebagai Sistem, Bukan Sekadar Aplikasi
Alih-alih membangun ekosistem layanan digital terpadu, banyak pemerintah daerah justru fokus membuat aplikasi-aplikasi baru yang berjalan sendiri-sendiri. Hasilnya: alih-alih efisien, justru menambah tumpukan platform tanpa integrasi.
“SPBE bukan sekadar bikin aplikasi, tapi soal perubahan budaya kerja birokrasi. Ini yang belum banyak dipahami di daerah,” jelas Dimas Herlambang, pakar transformasi digital dari UI.
Tumpang Tindih Aplikasi, Pengguna Bingung
Kondisi di lapangan menunjukkan warga kesulitan mengakses layanan karena harus membuka beberapa aplikasi untuk urusan yang seharusnya terintegrasi. Misalnya, urusan kependudukan, bantuan sosial, dan kesehatan digital masih tersebar di platform berbeda.