“Tukang tawuran, pemabuk, sampai pemain ‘Mobile Legend’ yang kelewat batas juga ikut. Tujuannya bukan hukuman, tapi pembinaan,” ujar Dedi dalam kesempatan berbeda.
Program ini bahkan digelontorkan anggaran Rp6 miliar dari APBD Jabar untuk mendanai fasilitas, pelatihan, dan kebutuhan siswa selama masa pembinaan.
Cerita Para Peserta: Antara Masalah Rumah dan Pelarian
Saat berinteraksi dengan para peserta di Rindam III/Siliwangi, Dedi mendengar langsung kisah-kisah menyentuh. Seorang siswa mengaku terjerumus minuman keras karena masalah keluarga: orangtuanya kerap bertengkar sehingga ia memilih “kabur” dari rumah.
Lainnya mengaku sering tawuran, bahkan menyakiti lawannya. Ada pula yang dititipkan orang tuanya karena kecanduan rokok atau game online berlebihan.
Program ini diharapkan bisa membentuk kembali karakter siswa agar lebih kuat mental, berdisiplin, dan siap menghadapi masa depan.
Gagasan Barak untuk ASN: Gertakan atau Solusi Nyata?