Selain Danau Nyos, terdapat juga Danau Monoun yang dekat dengan Danau Nyos di Kamerun. Meskipun kejadian di Danau Monoun tidak sebesar Danau Nyos, ledakan yang terjadi pada tahun 1984 juga melibatkan pelepasan gas CO2 yang menyebabkan kematian. Penjelasan dari fenomena ini menunjukkan bahwa dua danau ini memiliki karakteristik yang mirip dalam hal akumulasi gas dan aktivitas geologis.
Penyebab dari akumulasi gas ini beragam, tetapi salah satunya adalah ketidakstabilan termal dalam danau. Air di lapisan atas danau tidak selalu memiliki suhu yang sama dengan air di lapisan bawah. Ketika suhu air di permukaan lebih rendah, maka akan ada lapisan yang terpisah antara air dingin dan air panas di bawahnya. Proses ini dapat menghalangi gas dari berbaur dengan air, sehingga gas tetap terperangkap di dasar. Ketika tekanan gas sudah terlalu besar, ia akan mencari jalan keluar secara mendadak, menciptakan ledakan dahsyat.
Keberadaan danau seperti Danau Nyos dan Danau Monoun memberikan wawasan penting mengenai interaksi antara air, gas, dan aktivitas geologis. Penjelasan mengenai proses-proses ini sangat penting bagi para ilmuwan dan ahli vulkanologi dalam memahami fenomena yang dapat berdampak pada manusia dan lingkungan. Pemahaman ini tidak hanya berfokus pada kejadian yang telah terjadi, tetapi juga pada potensi kejadian di masa depan yang bisa terjadi di danau-danau lain di seluruh dunia.