Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 10 juta penduduk usia muda atau gen z dengan rentang usia 15-24 tahun menganggur. Dari angka tersebut, 5,73 juta di antaranya merupakan perempuan dan 4,17 juta lainnya laki-laki. Fenomena ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pihak terkait dalam menciptakan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran di kalangan generasi Z di Indonesia.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki menyebut ada beberapa langkah yang seharusnya diambil oleh Pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Salah satu yang utama menurutnya adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan. Angka ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh generasi muda dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan minat mereka.
Lebih lanjut, Maliki menilai penyesuaian kurikulum, baik itu SMK juga harus bisa berkolaborasi dengan pihak industri. Bukan tanpa alasan, ia mengungkap dengan kurikulum yang berkolaborasi, maka lulusan dapat disesuaikan dengan keinginan dari industri. Hal ini menunjukkan bahwa wanita generasi Z menghadapi hambatan yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan.