Rekayasa cuaca telah diterapkan beberapa kali di IKN sejak Juni 2024. Penggunaannya yang luas juga diharapkan dapat membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang telah menjadi salah satu metode mitigasi bencana sejak tahun 2015.
Salah satu teknik yang digunakan adalah pengisian kubah air gambut. Menurut Dwikorita, berdasarkan data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA), ketinggian air dalam tanah lahan gambut tidak boleh kurang dari 40 sentimeter, sebagai batas status rawan kebakaran. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan hujan hasil OMC lebih efektif dalam memadamkan titik api atau hotspot jika dibandingkan dengan metode water bombing dan terestrial dalam mengatasi karhutla.
Di area IKN, Pelaksana tugas Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyatakan bahwa timnya telah menyasar area pembangunan infrastruktur yang berpotensi terkena hujan. Penyemaian awan di daerah upwind atau yang berlawanan dengan arah angin dilakukan untuk mencegah awan hujan masuk ke daerah target.