Strategi yang diterapkan oleh Kang Emil merupakan langkah proaktif dalam menangani masalah pengangguran. Integrasi antara dunia pendidikan dan dunia industri diharapkan dapat menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas bagi generasi muda, serta meningkatkan daya saing industri di wilayah DKI Jakarta. Hal ini juga akan membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan mengurangi disparitas sosial di tingkat lokal.
Dalam kerangka pembangunan ekonomi yang inklusif, pemberdayaan tenaga kerja melalui program-program pendidikan vokasi merupakan strategi yang efektif dalam mengurangi jumlah pengangguran. Dengan adanya kemitraan antara sekolah menengah kejuruan dengan perusahaan-perusahaan besar, lulusan SMK akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Upaya yang dilakukan oleh Kang Emil ini juga sejalan dengan arah pembangunan ekonomi yang tengah digencarkan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta. Keterlibatan perusahaan-perusahaan besar dalam pengembangan program pendidikan kejuruan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja.
Selain itu, keberadaan SMK binaan perusahaan juga dapat memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri, serta memungkinkan transfer pengetahuan dan keterampilan yang lebih konkret sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan demikian, lulusan SMK akan semakin siap dan relevan dalam menghadapi tuntutan pasar kerja yang dinamis.
Dalam konteks globalisasi dan revolusi industri 4.0, kebutuhan akan SDM yang handal dan terampil semakin meningkat. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi melalui program SMK binaan perusahaan merupakan langkah yang sangat tepat. Dengan adanya kerjasama yang kuat antara sekolah dan perusahaan, diharapkan dapat terwujud harmonisasi antara kebutuhan dunia industri dengan kemampuan tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK.