Pada tanggal 24 Juni 2024, kabar mengejutkan menyebar luas bahwa data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI diretas oleh kelompok peretas yang menamakan diri mereka MoonzHaxor. Data yang diretas diklaim berisi informasi sensitif seperti nama, pangkat, asal satuan, email, nomor telepon, nomor registrasi pokok (NRP), hingga data aksi-aksi unjuk rasa.
Kabar ini awalnya diunggah di media sosial dan kemudian dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Pratik Setiyawan. Menurut Pratik, data yang diretas adalah data lama yang sebenarnya sudah dirilis pada tahun 2024. Namun, klaim ini tidak mengurangi kekhawatiran masyarakat, terutama mengingat sensitifitas informasi yang bocor.
Penjualan Data di Forum Online
MoonzHaxor dikabarkan menjual data tersebut di forum jual beli data BreachForums dengan harga US$1.000 untuk database 2.000 pengguna dan US$7.000 untuk data-data rahasia. Tindakan ini menambah kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan data oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penjualan data di forum seperti BreachForums menunjukkan betapa mudahnya informasi sensitif dapat diperjualbelikan di dunia maya, membuka peluang bagi kejahatan siber lainnya.
Dampak Peretasan
Peretasan data BAIS ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai pihak, terutama terkait dengan keamanan nasional dan keselamatan para personel BAIS. Data yang bocor dikhawatirkan dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan, seperti: