3. Tajikistan
Tajikistan memiliki GDP PPP hanya 8,51 miliar dolar AS dengan per kapita 5.931 dolar AS. Ketergantungan besar pada remitansi atau kiriman uang dari pekerja migran, terutama di Rusia, membuat perekonomian negara ini rapuh.
Sektor industri hampir tidak berkembang, sehingga sebagian besar penduduk menggantungkan hidup pada pertanian tradisional. Kurangnya diversifikasi ekonomi membuat Tajikistan sulit meningkatkan daya saingnya di pasar global.
4. Myanmar
Myanmar sebenarnya kaya akan sumber daya alam seperti gas, mineral, dan kayu, namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan GDP PPP 71,21 miliar dolar AS dan per kapita 5.566 dolar AS, negara ini masih menghadapi kesenjangan ekonomi yang lebar.
Faktor utama penyebabnya adalah instabilitas politik dan dominasi militer yang membuat investor asing ragu menanamkan modal. Akibatnya, pembangunan infrastruktur tertinggal, peluang kerja minim, dan angka kemiskinan tetap tinggi.
5. Kirgizstan
Kirgizstan memiliki GDP PPP sebesar 8,66 miliar dolar AS dengan pendapatan per kapita sekitar 6.980 dolar AS. Sama seperti Tajikistan, negara ini sangat bergantung pada remitansi dan sektor pertanian tradisional.
Minimnya inovasi dan kurangnya diversifikasi ekonomi membuat Kirgizstan sangat rentan terhadap krisis global. Ditambah dengan kondisi politik yang tidak stabil, pertumbuhan ekonomi berjalan lambat dan tidak merata.
6. Nepal
Nepal mencatat GDP PPP 37,24 miliar dolar AS dengan per kapita 5.535 dolar AS. Sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan dan menggantungkan hidup pada pertanian subsisten.
Pembangunan infrastruktur masih tertinggal jauh, sementara sektor industri dan jasa belum berkembang pesat. Selain itu, Nepal juga rawan bencana alam seperti gempa besar yang pernah menghancurkan berbagai fasilitas penting, sehingga memperlambat laju pertumbuhan ekonominya.
7. Laos
Laos memiliki GDP PPP 28,91 miliar dolar AS dengan pendapatan per kapita sekitar 6.813 dolar AS. Perekonomian Laos sangat bergantung pada sektor pertanian dan investasi asing yang terbatas.
Minimnya pengembangan industri dan infrastruktur membuat Laos sulit bersaing dengan negara-negara tetangganya. Pemerintah masih perlu mendorong diversifikasi ekonomi dan memperluas akses pendidikan serta teknologi untuk mengurangi tingkat kemiskinan.