Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat menjadi rujukan dalam menganalisis faktor cuaca yang menjadi pemicu bencana ini. Dengan memperkuat sistem peringatan dini dan membangun infrastruktur yang mampu merespons cepat saat terjadinya bencana alam, diharapkan dapat meminimalisir kerugian jiwa dan harta benda saat bencana melanda.
Selain faktor cuaca ekstrem, pengembangan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menganalisis akar permasalahan terjadinya tanah longsor tersebut. Pembangunan infrastruktur yang tidak sesuai dengan perkembangan lingkungan dapat memperburuk kondisi alam yang pada akhirnya meningkatkan risiko bencana alam terjadi.
Pemerintah daerah, perlu memperketat regulasi terkait penggunaan lahan dan memastikan bahwa konstruksi bangunan serta infrastruktur lainnya mempertimbangkan faktor kelestarian lingkungan dan keselamatan. Penyelarasan antara pengembangan lahan dengan konservasi tanah merupakan langkah nyata dalam upaya mencegah terulangnya bencana tanah longsor di masa mendatang.
Menghadapi ancaman bencana tanah longsor, partisipasi aktif dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat lokal sangatlah krusial. Dengan kolaborasi yang solid, upaya pencegahan, penanganan, dan pemulihan pasca bencana dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Pemerintah daerah perlu membuka ruang untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti perusahaan swasta dan organisasi masyarakat, dalam menggagas program-program pemberdayaan masyarakat terkait penanganan bencana. Pembentukan kebijakan yang inklusif dan program sosialisasi yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat akan membentuk fondasi kuat dalam menangkal ancaman bencana alam, seperti tanah longsor.