Sementara itu, University of Melbourne mengakhiri kerja sama dengan CI pada Agustus 2024. Sejak didirikan pada 2007 melalui kemitraan dengan Universitas Nanjing, universitas ini telah menyediakan berbagai program bahasa Mandarin dan Asia, sehingga mereka merasa tidak perlu memperbarui kerja sama dengan CI.
Australia Perketat Pengawasan terhadap Pengaruh Asing
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Australia telah mengambil langkah-langkah lebih ketat terhadap institusi yang memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis China. Kebijakan baru melarang pendirian pusat pendidikan serupa di Australia dan mewajibkan universitas untuk lebih transparan dalam mengelola program-program yang berkaitan dengan China.
Beberapa universitas bahkan diminta untuk mendaftarkan program Institut Konfusius mereka ke dalam Skema Transparansi Pengaruh Asing. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa program akademik yang dijalankan tidak memiliki muatan politik atau propaganda yang dapat memengaruhi mahasiswa.
Meskipun begitu, beberapa universitas seperti University of Adelaide belum secara resmi mengonfirmasi apakah mereka telah menutup CI mereka. Namun, pihak universitas menegaskan bahwa mereka tetap menjalin hubungan dengan berbagai negara, termasuk China, melalui berbagai kemitraan dan kolaborasi pendidikan.
Institut Konfusius: Pendidikan atau Propaganda?
Institut Konfusius telah lama menjadi sorotan dalam diskusi global mengenai pengaruh China dalam dunia akademik. Human Rights Watch dalam laporannya tahun 2019 menyebut bahwa Institut Konfusius adalah "perpanjangan tangan pemerintah China" yang memiliki misi untuk menyensor diskusi tentang isu-isu politik sensitif bagi Beijing.
Di Australia, ABC melaporkan bahwa pada tahun 2019, pelamar yang ingin menjadi pengajar sukarela di Institut Konfusius diwajibkan menunjukkan kesetiaan politik kepada pemerintah China. Hal ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa program ini tidak hanya bertujuan sebagai pusat pembelajaran bahasa dan budaya, tetapi juga alat diplomasi China.