Tantangan yang Muncul
-
Risiko Utang
Kemudahan akses BNPL dapat mendorong konsumen untuk belanja berlebihan tanpa memikirkan kemampuan membayar. Hal ini dapat memicu masalah utang yang sulit dikendalikan.
-
Kurangnya Edukasi Keuangan
Banyak konsumen, terutama generasi muda, belum sepenuhnya memahami risiko menggunakan layanan kredit. Mereka mungkin tergoda untuk memanfaatkan fasilitas ini tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap keuangan jangka panjang.
-
Regulasi yang Perlu Diperkuat
Di banyak negara, termasuk Indonesia, regulasi mengenai layanan BNPL masih berkembang. Perlindungan konsumen perlu ditingkatkan untuk mencegah praktik yang merugikan pengguna.
Perbandingan Antara Singapura dan Indonesia
Meskipun tren BNPL berkembang di kedua negara, ada perbedaan signifikan dalam cara layanan ini digunakan:
-
Kebutuhan Konsumen
- Di Singapura, BNPL lebih sering digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti transportasi dan makanan.
- Di Indonesia, BNPL lebih sering dimanfaatkan untuk pembelian barang elektronik, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga.
-
Sasaran Utama
- Di Singapura, target utamanya adalah mahasiswa dan fresh graduate.
- Di Indonesia, layanan ini juga menyasar segmen pekerja dengan pendapatan menengah ke bawah.
-
Peningkatan Penggunaan
- Di Singapura, peningkatan penggunaan BNPL lebih stabil, didorong oleh tingkat kemakmuran yang tinggi.
- Di Indonesia, peningkatan penggunaan BNPL sangat pesat, mencerminkan potensi besar pasar e-commerce di negara ini.