“Dulu kami bisa bebas menikmati pantai. Sekarang, akses kami tergantung jadwal peluncuran,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Situasi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah Starbase benar-benar kota masa depan, atau hanya menjadi simbol dominasi korporasi terhadap ruang publik? Bagi sebagian orang, ini merupakan lompatan besar menuju kemajuan peradaban manusia di luar bumi, sementara bagi yang lain, ini adalah bentuk privatisasi wilayah secara ekstrem yang bisa menjadi preseden buruk.
Kemenangan pembentukan kota ini, di tengah gempuran kritik terhadap Musk dan performa bisnisnya, bisa disebut sebagai pencapaian pribadi yang besar. Ia kini tidak hanya memimpin perusahaan teknologi luar angkasa terbesar di dunia, tetapi juga secara de facto memimpin sebuah kota. Dengan kontrol penuh atas infrastruktur dan kebijakan lokal, Elon Musk tampaknya membangun Starbase bukan hanya sebagai tempat peluncuran, tetapi juga sebagai fondasi untuk koloni masa depan manusia di planet lain.