Selain itu, Storm Shadow juga dirancang agar mematuhi aturan internasional, seperti Pedoman Rezim Kontrol Teknologi Rudal (MTCR), yang membatasi ekspor rudal dengan jangkauan di atas 300 km dan hulu ledak lebih dari 500 kg. Hal ini menunjukkan komitmen Inggris dalam mendukung kerja sama internasional dalam pengendalian teknologi rudal serta menjaga kestabilan di kawasan Eropa Timur.
Rudal ini sebelumnya telah digunakan dalam operasi militer di Irak, Libya, dan Suriah, menunjukkan rekam jejak keberhasilan dalam penggunaannya. Dengan Storm Shadow, Ukraina kini dapat menargetkan infrastruktur penting di wilayah pendudukan Rusia yang sebelumnya tidak terjangkau oleh senjata jarak jauh Barat lainnya. Dampak dari pengiriman rudal jelajah ke Ukraina, memaksa Rusia menyebar armada udaranya untuk menghindari serangan dan memperkuat sistem pertahanan udara mereka. Selain itu, langkah ini juga membantu Ukraina untuk menciptakan tekanan militer terhadap Rusia dalam upaya penyelesaian konflik di wilayah tersebut.
Melalui laporan dari Sky News, pada Jumat (22/11/2024), Militer Ukraina telah mengonfirmasi penggunaan rudal Storm Shadow buatan Inggris di wilayah Rusia untuk pertama kalinya. Sumber militer senior menyatakan bahwa serangan tersebut berhasil dengan sangat baik. Mereka juga menyatakan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak rudal jarak jauh, termasuk Storm Shadow dan ATACMS, serta izin untuk menyerang target di seluruh Rusia, bukan hanya di wilayah Kursk. Hal ini menunjukkan bahwa Ukraina berkomitmen dalam memanfaatkan peralatan militer yang diperolehnya untuk meningkatkan kemampuan serangannya sekaligus memberikan tekanan terhadap kekuatan militer Rusia.