Keputusan Malaysia dan Singapura untuk menolak menjadi tuan rumah meninggalkan kegaduhan di belakang masa depan Commonwealth Games 2026, menyisakan tanda tanya besar atas siapa yang akhirnya akan menggelar acara tersebut.
Selain itu, penolakan Malaysia dan Singapura tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan relevansi Commonwealth Games di era modern ini. Dengan penarikan diri beberapa negara sebagai calon tuan rumah, kredibilitas dan daya tarik acara ini pun dapat dipertanyakan. Hal ini memicu perdebatan tentang apakah Commonwealth Games masih relevan dalam konteks olahraga global saat ini, terutama mengingat biaya penyelenggaraan yang semakin meningkat dan perhatian pada keberlanjutan lingkungan.
Seiring dengan keputusan Malaysia dan Singapura, pemerintah dan badan olahraga dari negara-negara lain yang mungkin dianggap tuan rumah potensial juga mungkin harus mempertimbangkan faktor-faktor yang sama sebelum membuat keputusan.
Meskipun kegagalan menarik minat negara-negara untuk menjadi tuan rumah, CGF dapat membuka peluang untuk mereformasi acara tersebut agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam menerjemahkan misi dan visi CGF, penyelenggaraan acara olahraga multi-cabang tersebut dapat diubah menjadi lebih modular, memungkinkan bagian-bagian dari acara tersebut diselenggarakan di beberapa lokasi yang berbeda untuk meminimalkan dampak keseluruhan.