Kesaksian-kesaksian menyakitkan, bahkan beberapa di antaranya disertai tangisan, telah didengarkan dalam persidangan ini, termasuk dari anak-anak legenda Barcelona dan Napoli tersebut. Putri Maradona lainnya, Gianinna Maradona, sebelumnya bersaksi di pengadilan bahwa ayahnya ditempatkan di tempat yang gelap, buruk, dan sepi selama masa pemulihan, dan para pengasuhnya lebih tertarik pada uang daripada nyawa sang ayah.
Diego Maradona, yang dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dunia, meninggal pada November 2020 dalam usia 60 tahun saat menjalani pemulihan pascaoperasi otak. Ia ditemukan meninggal karena gagal jantung dan edema paru akut—kondisi penumpukan cairan di paru-paru—dua minggu setelah operasi. Tim medisnya yang beranggotakan tujuh orang diseret ke meja hijau atas kondisi pemulihannya di rumah, yang oleh jaksa digambarkan sebagai kelalaian sangat fatal.
Jaksa menduga Maradona dibiarkan menghadapi nasibnya untuk periode lama dan menyakitkan sebelum meninggal. Para pengasuh Maradona berisiko menghadapi hukuman penjara antara delapan hingga 25 tahun jika terbukti bersalah atas pembunuhan dengan kemungkinan niat, yaitu melakukan suatu tindakan meskipun tahu itu dapat menyebabkan kematian.
Hakim Makintach Diselidiki
Hakim Julieta Makintach kini telah diskors dari tugasnya dan sedang diselidiki oleh komite disiplin peradilan. Ia dituduh melanggar persyaratan imparsialitas, penyalahgunaan pengaruh, bahkan kemungkinan penyuapan. Cuplikan dari film Divine Justice yang diputar di pengadilan pada Selasa (27/5/2025) menunjukkan, Makintach berjalan di gedung pengadilan saat detail tentang kematian Maradona disiarkan. Video ini, yang memicu kegaduhan, tampaknya berisi rekaman tidak sah dibuat di dalam pengadilan dan memperlihatkan Makintach sedang diwawancarai di depan kamera.