Dalam konteks yang lebih luas, kebijakan tersebut juga mencerminkan komitmen UEA untuk mendukung nilai-nilai Islam dan memberi ruang bagi para pelaku bisnis untuk beroperasi sambil tetap menghormati tradisi dan praktik keagamaan. Ini menjadi contoh baik untuk negara-negara lain, di mana pemerintah mengambil langkah proaktif untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan sensitif terhadap budaya.
Sebagai penutup, kebijakan pengurangan jam kerja selama Ramadan di UEA bukan hanya sekadar langkah administratif, tetapi juga merupakan upaya untuk memfasilitasi keseimbangan antara pekerjaan dan ibadah. Semangat bulan Ramadan, yang berfokus pada kebersamaan, refleksi diri, dan kebaikan, juga dapat ditanamkan dalam budaya kerja, di mana setiap individu merasa diperhatikan dan dihargai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.