Sementara itu, kandidat dari partai Komunis, Nikolai Kharitonov, hanya berhasil meraih suara di bawah 4%, menempatkannya di urutan kedua. Sedangkan pendatang baru seperti Vladislav Davankov dan calon ultra nasionalis Leonid Slutsky hanya mendapatkan suara di urutan ketiga dan keempat.
Partisipasi pemilih pada pilpres kali ini juga mencatat angka yang tinggi, mencapai 74,22% ketika pemungutan suara ditutup. Angka ini melampaui tingkat partisipasi pada tahun 2018 yang hanya sebesar 67,5%.
Meskipun demikian, hasil pilpres ini menuai kritik dari beberapa pihak, termasuk juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, yang menyatakan bahwa pemilu tidak bisa dianggap bebas dan adil mengingat beberapa lawan politik Putin telah dipenjara dan dihalangi untuk mencalonkan diri melawan Putin.