Pezeshkian yang reformis mengalahkan Saeed Jalili yang ultrakonservatif, mantan negosiator nuklir, dalam pemilu yang digelar setelah kematian presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter. Setelah pemilu, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan hasil pemilu tersebut merupakan "pesan yang jelas mengenai tuntutan perubahan dan pertentangan" dari rakyat Iran.
Sebelumnya, pada hari Sabtu lalu, Nasrallah mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kemenangan pemilunya. Dia pun menekankan peran Teheran sebagai pendukung "kuat" kelompok-kelompok "perlawanan" regional. Hizbullah merupakan bagian penting dari Poros Perlawanan - sebuah aliansi gerakan bersenjata pro-Iran yang menentang Israel dan Amerika Serikat. Aliansi tersebut juga mencakup kelompok pemberontak Houthi di Yaman dan para petempur di Irak, serta Hamas.
Kehadiran Raisi sebagai presiden baru Iran menimbulkan spekulasi terkait perubahan dinamika politik luar negeri Iran. Meskipun demikian, pernyataan Raisi yang menegaskan dukungan terhadap Hizbullah menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Iran terkait dengan kawasan Timur Tengah tidak akan berubah secara signifikan dalam waktu dekat.
Dengan teguhnya sikap Iran dalam mendukung Hizbullah, dinamika politik di kawasan Timur Tengah menjadi semakin kompleks. Posisi Iran sebagai kekuatan regional yang mendukung gerakan-gerakan oposisi di kawasan tersebut menjadi perhatian utama bagi aktor-aktor internasional. Peran Hizbullah sebagai representasi kepentingan Iran di Lebanon dan kawasan sekitarnya semakin menjadi sorotan di mata dunia.