American Rounds berencana untuk merilis vending machine amunisi ini ke lebih banyak negara bagian, termasuk California, Florida, dan Hawaii. Mereka juga tengah menyiapkan dua vending machine lagi di Texas dan Colorado dalam beberapa minggu ke depan.
Perilisan vending machine amunisi di tiga negara bagian AS ini bertepatan dengan insiden penembakan yang menargetkan mantan Presiden Donald Trump saat dirinya berkampanye di Pennsylvania. Pelaku penembakan tersebut, Thomas Matthe Crooks, adalah seorang staf di panti jompo di Pennsylvania yang baru lulus SMA pada 2022.
Tindakan Crooks ini memicu kritik terhadap lembaga keamanan AS, terutama Secret Service, karena dinilai gagal mencegah penembakan terjadi.
Penembak tersebut mampu membawa senapan semi-otomatis AR-style 556 milik ayahnya ke lokasi kampanye dan menembaknya dari atap bangunan yang berjarak kurang dari 150 meter dari podium Trump.
Tentu saja, insiden ini menunjukkan kebutuhan terhadap regulasi ketat terkait kepemilikan dan akses terhadap amunisi senjata api di Amerika Serikat.
Perilisan vending machine amunisi oleh American Rounds memunculkan pertanyaan tentang efeknya terhadap lingkungan sosial dan keamanan. Meskipun perusahaan tersebut menyatakan bahwa mesin-mesin otomatis ini akan dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih, namun tetap saja perlu diwaspadai dampak potensial dari memudahkan akses terhadap amunisi senjata api secara luas.
Dari sisi lain, inovasi dalam teknologi vending machine ini juga menunjukkan potensi untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam transaksi amunisi bagi pelanggan yang sah. Namun, hal ini juga harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan dan penyebaran amunisi ilegal.