Kelompok aktivis Emergency Lawyers melaporkan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya lebih dari 30 orang dalam serangan RSF. Mereka juga mengatakan bahwa serangan udara tersebut tidak hanya terjadi di pasar, tetapi juga menyerang sejumlah lokasi lainnya. Temuan ini sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan eskalasi kekerasan yang tampaknya tidak mengenal belas kasihan.
Kelompok aktivis tersebut juga mengaitkan serangan udara serupa yang terjadi di kota Al Souki, yang menyebabkan kematian empat orang beberapa waktu lalu. Mereka menyalahkan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) atas serangan tersebut, yang semakin memperlihatkan kompleksitas serta kedahsyatan konflik yang ada di Sudan.
Konflik antara SAF dan RSF telah berlangsung sejak April 2023, dimulai saat RSF merencanakan kudeta terhadap pemerintah Sudan. Sejak saat itu, konflik ini telah menelan korban jiwa sebanyak 18.000 orang dan membuat lebih dari 10 juta orang terpaksa mengungsi. Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa pertempuran ini telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terparah di Sudan, dengan separuh penduduknya menghadapi kelaparan akut.