Para peneliti di National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) di wilayah Kansai memulai proses dengan mengintroduksi gen yang menghasilkan beta interferon ke dalam sel-sel yang merupakan prekursor sperma ayam menurut laporan surat kabar tersebut.
Mereka kemudian menggunakan sel-sel itu untuk membuahi sel telur dan membiakkan ayam betina yang mewarisi gen-gen itu, yang artinya unggas-unggas tersebut akan mampu menghasilkan telur yang mengandung zat penyerang agen penyakit.
Para peneliti sekarang punya tiga ayam betina yang telurnya mengandung obat tersebut, dan unggas-unggas itu bertelur hampir setiap hari.