Para pakar hak asasi manusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel melakukan "kampanye kelaparan tertarget" yang mengakibatkan kematian massal anak-anak di Gaza. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (9/7/2024), 10 pakar independen PBB menyatakan bahwa "kampanye kelaparan tertarget dan disengaja Israel terhadap rakyat Palestina adalah bentuk kekerasan genosida dan telah mengakibatkan kelaparan di seluruh Gaza".
Mereka menyarankan pembatasan aksi militer adalah sebuah tindakan penting untuk mencegah lebih banyak kematian akibat kelaparan di Gaza. Data lain yang menunjukkan situasi kelaparan di Gaza adalah bahwa sedikitnya 33 anak telah meninggal karena kekurangan gizi, sebagian besar di Gaza utara. Penentuan apakah kelaparan benar-benar terjadi bergantung pada pemantau global yang didukung PBB. Ini disebut Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), yang membuat penilaian berdasarkan serangkaian kriteria teknis.
Lebih dari 495.000 orang di Gaza atau lebih dari seperlima populasi, menghadapi tingkat kerawanan pangan yang paling parah, menurut laporan tersebut. Menurut laporan terbaru oleh IPC, Gaza tetap berisiko tinggi mengalami kelaparan karena perang terus berlanjut dan akses bantuan dibatasi. Kelaparan telah menyebar dari Gaza utara ke Gaza tengah dan selatan. Jumlah ini turun dari perkiraan 1,1 juta pada pembaruan sebelumnya pada Maret. Tingkat ini berarti orang-orang mengalami kekurangan makanan dan kelaparan yang ekstrem.