Presiden China Xi Jinping kembali menegaskan janjinya untuk menyatukan negaranya dengan Taiwan dalam perayaan ulang tahun ke-75 Partai Komunis China. Dalam pidatonya di Aula Besar Rakyat di Beijing, Xi menjelaskan tekadnya untuk mencapai "penyatuan kembali tanah air secara menyeluruh" dan menegaskan bahwa hal ini tak bisa diganggu-gugat.
Kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan bahwa Xi menyampaikan pesan ini kepada ribuan orang yang hadir, dengan menyebutnya sebagai "tren yang tidak dapat diubah, penyebab kebenaran, dan aspirasi bersama rakyat". Ia juga menegaskan bahwa "tidak seorang pun dapat menghentikan laju sejarah".
Xi Jinping juga menyoroti bahwa Taiwan adalah wilayah suci China, dan bahwa orang-orang di kedua sisi selat itu terhubung oleh darah. Dalam jamuan makan yang dihadiri oleh lebih dari 3.000 orang, termasuk pejabat, pensiunan pemimpin partai, dan pejabat asing, ia menyerukan pertukaran ekonomi dan budaya yang lebih dalam di Selat Taiwan. Xi juga menyinggung soal promosi "keharmonisan spiritual sesama warga di kedua belah pihak" dan menegaskan bahwa mereka harus dengan tegas menentang kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan'.
Partai Komunis China yang berkuasa mengklaim Taiwan sebagai milik China, meskipun Beijing tidak pernah mengendalikan pulau itu. China sendiri telah bersumpah untuk "menyatu kembali" dengan demokrasi yang memerintah sendiri, dengan kekerasan jika perlu. Di sisi lain, warga Taiwan banyak yang menjalankan pemerintahan sendiri dengan menunjuk presiden secara demokratis dan menolak menjadi bagian dari Komunis China.