Tak hanya itu, Tal juga menegaskan bahwa wilayah Palestina seharusnya sepenuhnya berada di bawah kendali Israel. Pernyataannya tersebut menyoroti klaim eksklusivitas Israel atas seluruh daratan Palestina, dari sungai hingga laut.
Namun, pandangan Tal itu mendapat tanggapan dan kritikan dari berbagai pihak masyarakat. Pernyataannya yang keras terhadap warga Palestina menimbulkan argumen dan polemik di kalangan masyarakat.
Tal juga mengakui bahwa pemerintah Israel menawarkan tiga pilihan kepada warga Palestina. Jika warga Palestina masih ingin melawan, mereka harus siap menghadapi perlawanan balik dari Israel. Kemudian, jika mereka tetap ingin tinggal di wilayah tersebut, mereka harus menerima pemerintahan yang ditetapkan oleh Israel tanpa hak untuk memilih pemerintahan sendiri.
Perlu diketahui bahwa pernyataan kontroversial Tal datang sebagai reaksi terhadap proposal gencatan senjata yang diinisiasi oleh Amerika Serikat dan disepakati oleh Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada tanggal 11 Juni lalu. Proposal tersebut sedang ditinjau ulang oleh mediator, Qatar dan Mesir.