Morales, meskipun berhasil memenangkan pemilihan pada 2019, dipaksa mengundurkan diri akibat protes atas dugaan kecurangan pemilu, dan melarikan diri dari negara tersebut. Namun, setelah Arce memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2020, persaingan politik antara keduanya terus berlanjut.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan semakin meningkat antara Morales dan pemerintah. Morales secara terbuka mengkritik pemerintahan Arce, menuduh mereka melakukan korupsi, menoleransi perdagangan narkoba, dan mempolitikkan dirinya secara negatif.
Pada masa yang sama, Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk mendiskualifikasi Morales dari pemilihan umum 2025. Meskipun demikian, ia masih bertekad untuk mencalonkan diri sebagai kandidat MAS, sehingga menciptakan ketegangan politik yang semakin memuncak di negara tersebut.
Semua peristiwa ini menciptakan kekacauan politik yang semakin mengkhawatirkan masyarakat Bolivia, yang juga turut menimbulkan kekhawatiran akan kondisi ekonomi negara ini. Protes dan ketidakpuasan terhadap pemerintah semakin berkembang, menuntut penyelesaian yang adil dan demokratis.