Pemerintah Brazil, di bawah kepemimpinan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, mengumumkan paket bantuan sebesar US$9,8 miliar untuk melakukan rekonstruksi wilayah Rio Grande do Sul yang parah terdampak oleh banjir. Situasi ini akhirnya memaksa pemerintah untuk menetapkan keadaan darurat.
Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, dalam sebuah pernyataan pada tanggal 3 Mei 2024, menegaskan bahwa masih ada wilayah yang belum dapat dijangkau oleh petugas. Ia juga menyatakan bahwa situasi yang dihadapi bukanlah sekadar peristiwa kritis, melainkan merupakan peristiwa paling menghancurkan dalam sejarah negara tersebut.
Leite pun mengumumkan keadaan bencana selama 180 hari, mengingat besarnya dampak tragis yang dihasilkan oleh banjir tersebut. Ia menekankan upaya serius dalam mengevakuasi para korban, dengan harapan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dari bencana yang terus berlanjut.