Dengan adanya pengucapan sumpah setia dan praktik pengkultusan terhadap pemimpin, hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus melakukan upaya untuk memperkuat dominasi dan pengaruh kepemimpinan Kim Jong Un di dalam negeri. Meskipun hal ini dinilai sebagai langkah yang lazim dalam berbagai rezim otoriter, namun hal ini juga menunjukkan bahwa adorasi terhadap pemimpin Korea Utara terus dipelihara dan diperkuat.