Penyebabnya pun beragam. Dalam beberapa tahun terakhir, tren merayakan Pepero Day menjadi semakin populer di kalangan anak muda. Di satu sisi, perayaan ini menawarkan cara untuk mereka yang belum memiliki pasangan untuk merayakan keberadaan mereka dengan cara yang menyenangkan. Banyak yang memilih untuk membeli Pepero dan berbagi dengan teman-teman atau bahkan dengan diri mereka sendiri. Ini menjadi momen di mana mereka dapat menikmati snack favorit tanpa merasa tertekan karena tidak memiliki pasangan romantis.
Di sisi lain, media sosial juga berkontribusi terhadap meningkatnya popularitas Hari Orang Jomblo. Dengan berbagai platform sosial seperti Instagram dan Twitter, banyak orang mulai membagikan momen merayakan Pepero Day dengan tagar tertentu, yang kemudian menarik lebih banyak perhatian dan mengundang orang lain untuk ikut merayakan. Kegiatan ini kemudian berubah menjadi budaya di kalangan remaja dan anak muda, yang melihatnya sebagai kesempatan untuk menunjukkan solidaritas di antara mereka yang single.
Selain itu, hari ini juga menjadi ajang untuk mengingat bahwa status lajang bukanlah hal yang perlu disesali. Masyarakat, terutama anak muda, semakin menyadari pentingnya cinta diri dan merayakan kebebasan mereka dari hubungan yang mungkin mengikat. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk memperkuat persahabatan dan koneksi sosial, yang menunjukkan bahwa cinta tidak hanya terbatas pada hubungan romantis.