Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif 100 persen untuk semua negara anggota BRICS, termasuk Malaysia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia, termasuk di negara tetangga Indonesia.
BRIC sendiri merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, dan China, yang merupakan empat negara ekonomi berkembang yang memiliki potensi besar dalam perekonomian global. Negara-negara BRIC memiliki rencana ambisius untuk meninggalkan ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat. Hal ini adalah upaya untuk memperkuat mata uang mereka sendiri serta mengurangi pengaruh dolar AS terhadap perekonomian mereka.
Selain itu, Malaysia juga telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan BRIC, menunjukkan bahwa potensi kerjasama ekonomi antara Malaysia dan negara-negara BRIC sangatlah kuat. Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, menyatakan bahwa pemerintah Malaysia terus memantau perkembangan isu tarif yang diumumkan oleh Trump.
Melalui media sosial, Trump menyatakan bahwa semua anggota BRICS akan dikenai tarif bea masuk 100 persen oleh Amerika Serikat. Ancaman ini merupakan tantangan serius bagi negara-negara BRICS dan negara-negara yang berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.