Tampang

Kenapa Banyak Negara Tropis Punya Tradisi Tidur Siang?

29 Agu 2025 09:10 wib. 55
0 0
Tidur Siang
Sumber foto: Canva

Suhu udara yang terik saat tengah hari di negara-negara tropis sering kali membuat tubuh terasa lesu dan kantuk. Di banyak belahan dunia yang berada di dekat garis khatulistiwa, jeda singkat di siang hari untuk beristirahat atau tidur sejenak, yang dikenal sebagai siesta atau tidur siang, bukan hanya kebiasaan, melainkan bagian dari tradisi yang mendarah daging. Budaya ini tidak muncul begitu saja. Ada alasan kuat di balik fenomena ini, yang berakar pada biologi tubuh, iklim, dan sejarah sosial.

Alasan Biologis: Siklus Tidur Alami Tubuh

Secara biologis, tubuh manusia punya dua fase utama saat merasa ingin tidur dalam siklus 24 jam. Pertama, tentu saja, saat malam hari. Kedua, ada dorongan tidur yang lebih kecil di sore hari, biasanya terjadi antara pukul 13.00 hingga 15.00. Dorongan ini sering dikenal sebagai "post-lunch dip" atau penurunan energi setelah makan siang. Perasaan mengantuk ini disebabkan oleh ritme sirkadian kita, jam biologis internal yang mengatur siklus tidur-bangun.

Pada siang hari, setelah beberapa jam bangun, otak kita mulai mengumpulkan adenosin, zat kimia yang membuat kita merasa mengantuk. Saat adenosine mencapai puncaknya di sore hari, tubuh secara alami merasa ingin istirahat. Di negara-negara tropis, efek ini diperkuat oleh suhu yang ekstrem. Panas terik membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga suhu inti tetap stabil, yang menguras energi dan membuat kita merasa lebih cepat lelah. Tidur siang membantu memulihkan energi ini, mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas kembali di sore hari yang suhunya lebih bersahabat.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Padu Padan Fashion Tahun 2022
0 Suka, 0 Komentar, 30 Nov 2021

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?