Selain itu, kamar tempat tinggal para kardinal pun dijaga sangat ketat, disterilkan, dan disegel untuk memastikan tidak ada komunikasi dengan dunia luar selama proses pemilihan paus berlangsung. Jendela-jendela kamar juga disegel rapat, sehingga tidak ada peluang bagi kardinal untuk berdiskusi atau menerima informasi dari luar. “Enggak ada sama sekali komunikasi dengan orang luar. Enggak mungkin ada kampanye atau pengaruh luar,” jelas Suharyo.
Meski suasana konklaf terasa ketat dan penuh aturan, suasana batin para kardinal justru sangat tenang dan khusyuk. Mereka mengisi waktu dengan doa dan sesekali bernyanyi saat menuju Kapel Sistina. Seluruh proses berjalan dengan tata cara yang sangat rinci, termasuk dalam menghitung suara, yang dilakukan dengan prosedur khusus agar menjaga kerahasiaan dan integritas.