Tampang.com - Operasi Zebra Krakatau 2017 resmi dimulai kemarin. Operasi tersebut bakal berakhir pada 14 November. Kapolda Lampung Irjen Suroso Hadi Siswoyo menyatakan, ada sejumlah target operasi.
Di antaranya pemakaian helm ber-SNI, kelengkapan surat-menyurat pengendara seperti SIM dan STNK, kendaraan melawan arus, serta kendaraan yang dipasang rotator, lampu blitz, dan sirene.
’’Operasi ini fokus pada lokasi rawan kecelakaan, pelanggaran, dan kemacetan dengan mengedepankan penegakan hukum. Di mana, operasi ini cipta kondisi sebelum nanti pelaksanaan Operasi Lilin Krakatau 2017,” ungkap Suroso kemarin (1/11) usai gelar apel Operasi Zebra Krakatau 2017 di Mapolda Lampung.
Lantas, apakah kendaraan yang mati pajak juga akan ditindak? Dia menyatakan belum akan dilakukan penindakan. Alasannya, saat ini masih digelar program pemutihan pajak kendaraan bermotor (PKB).
’’Untuk mati pajak belum dilakukan penindakan dalam Operasi Zebra kali ini. Karena kan kalau mati pajak sudah kami tempatkan pada pemutihan kendaraan. Sekarang masih dalam proses program pemutihan. Kalau program itu sudah selesai dan masih ada yang mati pajak, nanti kita ambil tindakan,” katanya.
Dalam Operasi Zebra Krakatau kali ini, sebanyak 503 personel dikerahkan. Rinciannya satgas operasional polda 86 personel dan jajaran polres 417 personel. Operasi ini juga melibatkan TNI, Dinas Perhubungan, hingga Jasa Raharja.
Menurut Suroso, secara nasional, angka kecelakaan lalu lintas pada Operasi Zebra tahun 2016 lalu mengalami penurunan mencapai 16 persen dibandingkan tahun 2015. Di mana pada 2016 terdapat 2.623 kejadian lalu lintas dan mengalami penurunan 518 kejadian dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 3.114.
’’Jumlah korban meninggal dunia tahun 2016 juga mengalami penurunan 17 persen dari 649 korban meninggal (MD), dan tahun 2015 korban MD 778 MD atau turun 129 orang," ujarnya.
Untuk Lampung, data periode Januari-September 2017, Ditlantas Polda Lampung menunjukkan pemberian tilang naik 12 persen dibanding tahun lalu. Yaitu dari 104.620 di tahun 2016 menjadi 116.655 di tahun ini. Sementara teguran justru turun 13 persen. Dari 32.400 pada 2016 menjadi 28.225 di tahun 2017.
Kemudian tren kecelakaan lalu lintas mayoritas menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya. Jumlah lakalantas turun enam persen dari 1.612 tahun 2016 menjadi 1.525 tahun 2017.
’’Kalau untuk korban meninggal dunia naik 16 persen dari 351 tahun 2016 menjadi 409 orang di tahun 2017. Lalu korban luka berat turun 12 persen dari 1.111 orang menjadi 980 orang. Sementara korban luka ringan turun delapan persen dari 1.575 orang menjadi 1.444 orang. Nominal kerugian pun turun sepuluh persen dari Rp7,725 miliar menjadi Rp6,983 miliar,” bebernya.
Mantan Dirintelkam Polda Lampung ini mengimbau warga untuk tertib dan taat saat berkendara. Dia berharap Operasi Zebra Krakatau ini mampu meningkatkan kesadaran warga Lampung dalam berlalu lintas.
Terpisah, akademisi Universitas Lampung Heni Siswanto menilai Operasi Zebra Krakatau punya tujuan yang baik. ’’Operasi ini kan harapannya mendorong kesadaran hukum masyarakat. Karena seperti yang kita lihat, banyak masyarakat yang belum mengerti akan pentingnya menggunakan kelengkapan kendaraan bermotor,” katanya.
Padahal, menggunakan kelengkapan kendaraan bermotor tujuannya untuk keselamatan pengendara itu sendiri.
Selain menumbuhkan kesadaran berlalu lintas terhadap masyarakat, dalam operasi tersebut ada tujuan yang belum dapat terlihat oleh masyarakat. Yakni pencegahan terhadap kejahatan C3 (curas, curat, dan curanmor).
’’Kebijakan kepolisian dalam melakukan sebuah operasi, pasti ada maksud tersendiri. Bisa saja Operasi Zebra ini salah satunya mencegah C3. Semua berkesinambungan satu sama lain,” pungkasnya.